Saat ini aku belum siap, kayaknya kamu terlalu baik buat aku, aku masih ingin sendiri dulu" adalah kalimat paling nggak masuk akal yang pernah gue terima dari seorang cewek. Kejadiannya di sebuah restoran, setelah kita selesai makan, tiba-tiba dia bilang gitu aja. Pergi dan nggak pernah balik lagi.
Ketika denger kalimat itu, ada perasaan yang campur aduk. Antara sedih dan bingung. Sedih karena kebetulan waktu itu gue sudah sayang banget sama dia. Bingung karena kebetulan waktu itu gue lupa bawa dompet.
Ada banyak hal yang cewek nggak tau dari seorang cowok. Bahwa sebenarnya untuk urusan hati, sekuat-kuatnya cowok, ketika hatinya disakiti, pasti akan menjadi lemah juga. Mungkin fisik cowok lebih kuat dibanding cewek, tapi hati mereka sama lemahnya seperti cewek.
Kalo ada cowok yang bilang.. "gue nggak pernah sedih karena cewek" itu udah pasti BOHONG!!!. Nggak ada cowok yang sekuat itu. Kalaupun ngeliat cowok yang baru diputusin/ditolak tapi dia masih keliatan happy, itu cuma bagian dari pencitraan aja.
Bahkan sejarah pun membuktikan, segarang-garangnya Achilles, dia tewas cuma gara-gara menyelamatkan gebetannya yang bernama Briseis. Sekuat-kuatnya Julius Caesar, dia mati cuma gara-gara cewek bernama Cleopatra yang punya rambut berponi seperti Dora. Dan sehebat-hebatnya Maha Patih Gajah Mada, dia tumbang cuma gara-gara Dyah Pitaloka.
See? Cowok nggak sekuat apa yang kalian kira. Cowok nggak sekuat apa yang terlihat.
Gue sering menyaksikan betapa lemahnya cowok ketika berurusan dengan hatinya. Banyak temen gue yang terlihat perkasa di luar, tapi rapuh di dalam.
Contoh nyata, temen gue, cowok, Sebut saja namanya (J)anda (bukan nama asli/bukan juga wanita yg di tinggal mati suaminya). Dia adalah temen gue yang paling kocak. Sering becanda, muka cool, sering nggak nyambung, badan tinggi semampai, dan sering kentut sembarangan. Pokoknya bener-bener ugal-ugalan banget.
Ceritanya hari itu, gue main ke rumah Janda. Sampai di sana, gue ketemu bokapnya. Dan bokapnya nyuruh gue buat langsung masuk aja ke kamar Janda. Sebelumnya gue ngak ada pikiran apa-apa. Tapi ketika gue sampai di depan pintu kamar Janda, gue ngerasa ada yang aneh. Yang gue tau Janda adalah temen gue yang sangat suka musik keras kayak Death Metal,Hardcore, Reagee dll. Tapi hari itu gue sempet shock waktu denger lagu Kahitna berkumandang di kamarnya.
Perasaan gue ketika denger lagu Kahitna berkumandang di kamar Janda, sama anehnya kayak ngeliat Hulk lagi Kerimbat di salon. Sedih gue ngeliatnya.
Sempet gue kira gue salah kamar. Tapi setelah gue liat lagi, gue yakin itu kamar Janda. Gue pun tanpa ragu langsung masuk ke dalem.
Di kamar itu gue ngeliat Janda lagi tengkurep manja ala-ala cewek di FTV yang lagi patah hati. Perih mata gue ngeliatnya.
Gue masih belum ngerti kenapa hari itu Janda berperilaku imut nggak seperti biasanya. Akhirnya gue nanya ke dia.. "Jan, lo gapapa kan?". Janda melihat ke arah gue dan balik bertanya ke gue "menurut lo cinta sejati di dunia ini ada nggak sih?" Gue speechless. Suasana di kamar itu mendadak jadi terasa sangat mencekam. Sempat beberapa detik gue mikir kalo Janda lagi kesurupan kuntilanak penunggu pohon jengkol.
Setelah ngobrol-ngobrolin cinta sejati, akhirnya Janda mulai cerita ke gue. Ternyata dia baru aja ditolak sama gebetannya. Karena menurut gebetannya dia terlalu baik, Gue ngerti gimana perasaan Janda waktu itu. Karena gue juga pernah di tolak dengan alasan nggak kreatif seperti itu. Kenapa gue bilang nggak kreatif? Karena cewek itu kadang aneh. Maunya selalu diperhatiin, di baikin, di manjain, giliran diperhatiin terus, cowoknya yang dituduh posesiflah di bilang terlalu baik lah. Ya akhirnya balik lagi ke peraturan dasar dalam percintaan; cewek selalu benar, dan cowok selalu salah.
Sambil diiringi lagu mendayu-dayu dari Kahitna, gue berusaha dengerin curhatan Janda. Awalnya dia santai. Cuma curhat-curhat biasa. Lama-lama matanya mulai berkaca-kaca. Suaranya mulai terdengar nggak stabil. Dan mukanya keliatan makin absurd. Nggak lama, air matanya mulai menetes. Dia nggak sanggup ngelanjutin omongannya. Iya, Janda nangis. Gue yang waktu itu panik ketika ngeliat dia nangis, langsung nyodori tisu supaya dia bisa cepet-cepet menghapus air matanya. Bukan apa-apa, jijik gue ngeliatnya.
Tapi ternyata di kamar Janda nggak ada tisu, yang ada cuma pakaian kotor.
Sambil mengahpus air matanya pake pakaian kotor, Janda melanjutkan curhatnya. Dan yang bisa gue lakukan cuma pasrah. Gue bener-bener nggak tau harus berbuat apa.
Selama berjam-jam curhat, gue cuma bisa bilang "iya" dan "sabar aja". Tujuannya simple, biar curhatnya cepet selesai. Karena gue adalah tipe orang yang males curhat-curhatan. Kecuali curhat-curhatan sama cewek cantik
Akhirnya Janda diem. Mungkin dia udah capek curhat terus daritadi. Gue pun secepat mungkin melarikan diri dari kamar Janda. Sebelum dia melanjutkan curhatnya. Dan sebelum kuping gue berdarah-darah karna kelamaan denger curhatan Janda.
Setelah pulang dari rumah Janda, gue ketawa-ketawa sendiri. Semua bener-bener diluar dugaan. Bahkan cowok sekocak Janda pun, hatinya bisa hancur berkeping-keping setelah ditolak.
Itulah, kadang hati nggak pernah bisa dibohongi.
"Mau sekuat apapun seorang cowok, akan ada saat di mana dia tau bahwa hatinya tidak sekuat apa yang dia kira"