Rabu, 20 Januari 2016

Dari dua temanku aku belajar arti cinta

Jatuh cinta itu nggak enak.
Terlebih lagi ketika perasaan itu hadir tanpa mengenal waktu, tempat, kondisi, dan kepada siapa perasaan itu jatuh. Mengerikan dan tidak tahu diri. Menyebalkan dan bikin susah. Semuanya jadi serba salah. 

Dan mendadak kita menginginkan segala hal menjadi sempurna. Tatanan rambut lah, pakaian lah, tampang lah, bahkan sampai sikap pun berubah karena perasaan itu.
Shittt!!!!

Temanku Sukma pernah jadi korban perasaan, berulang-ulang kali ia dibodohi oleh perasaan cinta pada perempuan, pada perempuan yang dengan nyata mengatakan bahwa ia tidak berminat pada lelaki seperti temanku itu.

Terdengar sombong dan sadis memang, tapi begitu lah adanya. Sukma sudah berulang kali ditolak oleh gadis pujaan hatinya itu, namun, bukan Sukma namanya kalau dia menyerah begitu saja. Ketika pada langkah pertama ia ditendang, ia masih punya 1000 wanita lainnya untuk cadangan.

Semboyannya, 
"Pantang pulang sebelum sampai cintaku!"
Halah!

Lain Sukma, lain pula Oktavia. Temanku, pecinta yang dalam namun berkebalikan dengan Sukma. Bila Sukma mengerahkan segala daya upaya serta pikiran dan hatinya untuk merebut perhatian sang gadis, 
Oktavia malah diam di sudut terjauh, mengubur cintanya dalam-dalam agar tak ada seorang pun yang tahu. Sayangnya, karena terlalu dalam dikubur, cinta itu jadi bertemu banyak nutrisi di pusat hati mengembang ke perut, berupa rindu, cemburu, bahagia, dan membuat rasa itu semakin tumbuh dan akhirnya berkembang memenuhi hati yang begitu luas untuk dihuni. 

Oktavia selalu menyembunyikan curian pandangnya dari balik jilbabnya, atau buku tebal yang dijadikan kamuflase untuk menatap sang pujaan hati. Dengan tingkat kemampuan curi-curi pandang kelas teri, tak jarang Oktavia tertangkap basah tengah memandang ke arah sang pujaan, yang kemudian oleh sang pujaan dibalas dengan senyum sekilas. Lalu kembali sibuk dengan aktivitasnya, dan membiarkan Oktavia yang mangap-mangap sendiri kehabisan napas.
Bodoh!!!.
Bagi Oktavia, 
"Cinta cukup menatapnya tersenyum dari kejauhan."
Apaan!

Dari dua temanku, aku mempelajari dua hal. 
Bahwasanya,

"cinta butuh otak dan cinta butuh keberanian".

       
"Tebak sendiri yang mana sukma 
                 yang mana oktavia"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar