MANTAN PACAR TEMAN
Gw kepikiran
buat ngebahas ini karena udah dua kali gue ngalami yang beginian sekarang ingin jadi bahan survei. Dan juga karena terinspirasi sedikit dari pengalaman yang gue jalani.
Sekarang gue sedang berada dalam keadaan dilematis, karena pernah suka dengan mantan pacarnya sobat gw sendiri, yang saking dekatnya
udah kayak saudara. Dan gw sangat stres setelah si temen menuduh gue ‘mau enaknya sendiri’-lah, ‘makan temen’- lah. dan bla bla blaa
Gw sendiri
pernah berdiskusi mengenai anggapan bahwa seseorang yang statusnya
mantan pacar teman, adalah bukan orang yang pantas untuk dijatuh cintai. Singkatnya, kok kayaknya haram deh yang namanya jadian sama mantan
pacar teman. Atau bisa dibolak balik juga kalimatnya menjadi
"Sobat nggak boleh pacaran samaantan pacar gue" atau "Gue nggak boleh pacaran sama sobatnya mantan".
Kenapa?
Apa salahnya mencintai seseorang yang
pernah menjadi kekasih dari teman? Toh statusnya dia sudah ‘Mantan’ yang berarti dia sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan
orang yang tadinya adalah pacarnya.
Kalo gw nyoba
ngeliat dari sudut pandang yang pro dengan pendapat "Mantan pacar temen tidak boleh dipacari" ; oke, masuk akal dan bisa diterima. Temanmu yang
merupakan mantan pacar orang yang kamu sukai akan merasa dikhianati,
dia akan merasa kamu tidak setia kawan, dan yang terparah mungkin dia
akan berpikir bahwa kamu merebut pacarnya (meski sebenarnya tidak
selamanya begitu).
Sama halnya
jika kamu memacari sobat dari mantan pacarmu, perasaan dikhianati juga
akan muncul di hati mantanmu, akan ada persahabatan yang berakhir, pacar
barumu akan dituduh sebagai orang ketiga dalam hubungan kalian.
Belum lagi pandangan orang luar yang akan berpikiran aneh-aneh, seperti “Loh? Cewek itu
kan pacarnya si A, kok sekarang dia jalan sama si B sih? A
kan temen deketnya si B!” atau “Gila si B, tu cewek
kan mantan pacar temen deketnya, masa diembat juga…” or “Jangan-jangan si A sama ceweknya putus gara-gara si B, lagi. Tahu sendiri
kan, sekarang si B udah jadian sama tu cewek.”
kan pacarnya si A, kok sekarang dia jalan sama si B sih? A
kan temen deketnya si B!” atau “Gila si B, tu cewek
kan mantan pacar temen deketnya, masa diembat juga…” or “Jangan-jangan si A sama ceweknya putus gara-gara si B, lagi. Tahu sendiri
kan, sekarang si B udah jadian sama tu cewek.”
Dan kalo
ternyata temanmu masih memendam perasaan cinta yang tersisa kepada
mantannya, maka kamu harus bersiap-siap untuk bersaing dengan temanmu.
Dan biasanya dalam persaingan yang kayak gini, siapapun yang menang
diantara pihak yang bersaing pasti keduanya akan tetap menjadi
M U S U H .
Yaah, belum
lagi bakal banyak tuduhan yang akan mampir padamu jika kamu nekat
memacari mantan pacar temanmu, atau memacari teman mantan pacarmu,
antara lain tuduhan mengenai pihak ketiga, tukang rebut, gak setia
kawan, dan lain sebagainya.
Kamu sendiri
bakal berada dalam posisi yang nggak enak karena harus memilih antara TEMAN atau CINTA. Kalo kamu milih ‘teman’, maka kamu akan kehilangan
cinta, dan apabila kamu memilih ‘cinta’, maka kamu akan kehilangan
teman. Pilihan pertama bersifat absolut, sedangkan pilihan kedua masih
bisa dikompromikan.
Sayangnya banyak sekali orang yang merasa berjiwa kesatria enough untuk memilih yang pertama. Pilihan bodoh sebetulnya.
Karena jika
kamu memilih pilihan pertama, maka kamu akan kehilangan kesempatan
untuk mendapatkan cinta. Dan bayangkan betapa banyaknya orang yang harus
menderita kehilangan cinta kalau seluruh dunia setuju untuk memilih
pilihan pertama.
Cinta dan
teman bukan hal yang harus dipilih salah satunya. Keduanya berjalan
beriringan. Tak ada orang yang berhak menentukan siapa harus berteman
dengan siapa atau siapa berpacaran dengan siapa. Penentunya adalah
dirimu sendiri. Orang yang pintar adalah orang yang bisa menyeimbangkan
keduanya. Bukankah hidup akan terasa indah jika kita memiliki pacar dan
teman?
Lupakan masa
lalu. Jangan ragu-ragu untuk jatuh cinta kepada mantan pacar temanmu.
Atau mencintai teman mantan pacarmu. Kalo temanmu atau mantanmu marah
padamu, dia yang bodoh. Dia nggak berhak menghalangi cinta orang lain
hanya karena dia gagal mempertahankan cintanya dengan orang yang sama.
Dan kamu lebih bodoh lagi kalo kamu menyerah memperjuangkan cintamu demi
mereka yang nggak dewasa itu.
Coba, betapa
sia-sia hidup kalo kamu nggak bisa bersatu dengan seseorang yang
dicintai hanya karena dia mantan pacar teman (atau teman mantan pacar)?
Apabila perasaanmu sama dengan perasaan orang yang kamu cintai, betapa
temanmu (atau mantanmu) akan berdosa karena dia menghalangi dua orang
untuk saling mencintai hanya karena keberadaannya dan statusnya sebagai
mantan pacar.
Gw sendiri adalah orang yang kontra terhadap pendapat ‘Mantan pacar teman tidak boleh dipacari’.
Kenapa?
Karena tidak diperlukan alasan untuk mencintai, karena itu tidak boleh ada alasan untuk mencegah cinta bersatu.
Apalagi kalo alasannya konyol kayak “Duh gimana ya… dia
kan mantan pacar sobatku, aku nggak mau nanti dia marah sama aku kalo aku jadian sama mantannya.”
kan mantan pacar sobatku, aku nggak mau nanti dia marah sama aku kalo aku jadian sama mantannya.”
f*c*k abis! Muak banget gue baca majalah remaja yang isi rubrik curhatnya kayak gitu melulu. Emang gue akui, hal ini adalah masalah klasik. Di tiap jaman tiap generasi pasti ada aja problem kayak gini. Jelas banget, "cinta nggak bisa ditebak bakal muncul sama siapa dimana kapan dan gimana terjadinya"
Tapi bukan berarti lantas nyerah kalo tiba-tiba cinta muncul di antara
kamu dan mantan pacar sobatmu. Atau sebaliknya.
Bukan apa-apa. Masalahnya kebahagiaanmu adalah pilihanmu sendiri. Sobatmu atau mantanmu nggak punya hak menghalangi kebahagiaanmu, apalagi jadi pihak yang menentukannya. Jangan berpikir kamu egois karena jadian sama mantan pacar teman (atau teman mantan pacar). Kalo kamu membiarkan diri menderita karena menahan perasaan hati demi kata ‘Kesetiakawanan’, maka kamu secara nggak sadar memposisikan diri di pihak yang ‘melempar’ titel ‘egois’ pada sobatmu. Berpikirlah dewasa. Ini toh nggak bisa dihindari.
– Jalan bareng Cuma kalo sobat udah punya pacar baru juga
– Bersikap netral sama sobat/mantan kalo kebetulan lagi berada dalam acara yang sama
Banyak cara
yang bisa dipakai untuk memperjuangkan cintamu. Dari cara yang soft
sampe yang ekstrim abis.
Cara yang soft bisa dimulai dengan ngomong sama
temanmu dengan
gaya bercanda
gaya bercanda
“Woy, si A kan udah bukan cewek lo lagi, boleh gak gw ambil, iklas kan ?”. Tentunya jawaban
apapun yang dikemukakan sobatmu, kamu harus sudah menetapkan tekad untuk
mendapatkan si cewek.
Kalo dia
bilang “Ya udah, ambil aja” Atuh syukur iklas jatuh ketangan temen sendiri dari pada orang lain". Paling dia kaget pas tahu kamu
udah jadian sama mantannya. Jaga hubungan baik kamu dan sobatmu, untuk
menjaga perasaannya hindari mesra-mesraan di depan sobat. Minimal nggak
usah gandengan tangan di tempat-tempat yang masih sering jadi ‘daerah
teritorial’ sobatmu.
Kalo dia bilang ”Ah gila, tega banget lo ngekhianatin gua kalo lo jadian ama mantan gua…”.
B O D O A M A T.
Kalo kamu
bersedia ngalah dan ngebohongin perasaan hatimu demi sobatmu, itu
perbuatan BODOH!!!. Karena kamu membiarkan sobatmu tega padamu, dan tega
pada mantan pacarnya tentu saja. Siapa dia? Kalo kamu pintar, harusnya
kamu tahu siapa yang berhak menentukan kebahagiaanmu., yaitu kamu
sendiri.
Maaampuuuss,
orang-orang yang menjunjung tinggi prinsip kesetiakawanan pasti bakal
mencak-mencak baca tulisan gue ini. Tapi gue tetap dengan lantang bakal
bilang kalo pendapat bahwa
“JADIAN DENGAN MANTAN PACAR SOBAT ITU HARAM”
adalah B O D O H !!!!.
“Gila! GuE gak akan ngekhianatin teman baik guE sampe kapanpun!”
“Persahabatan kami nggak akan retak Cuma gara-gara mantan pacar”
“Apa nanti kata orang? GuE ogah dicap gampangan!”
“Pacar gampang dicari, tapi sobat susah dapetinnya.”
Hahaha…
banyak yah alasan buat nolak pendapat gUE? Surely, banyak yang suka salah
nangkep. Yang gw tolak adalah pendapat bahwa jadian dengan mantan pacar
teman itu haram. Garis bawahi kata M A N T A N.
Kalo jadian
dengan PACAR TEMAN jelas haram banget. Cari gara-gara namanya.
Bukan apa-apa. Masalahnya kebahagiaanmu adalah pilihanmu sendiri. Sobatmu atau mantanmu nggak punya hak menghalangi kebahagiaanmu, apalagi jadi pihak yang menentukannya. Jangan berpikir kamu egois karena jadian sama mantan pacar teman (atau teman mantan pacar). Kalo kamu membiarkan diri menderita karena menahan perasaan hati demi kata ‘Kesetiakawanan’, maka kamu secara nggak sadar memposisikan diri di pihak yang ‘melempar’ titel ‘egois’ pada sobatmu. Berpikirlah dewasa. Ini toh nggak bisa dihindari.
Nah, kalo
kamu sekarang ini sedang pacaran dengan mantan pacar sobat, ada tips-tips dari gue yang
harus dipatuhi. Antara lain ;
– Jangan mesra-mesraan di depan sobat
– Nggak usah digembar-gemborin
– Bersikap netral sama sobat/mantan kalo kebetulan lagi berada dalam acara yang sama
Okeh… sampe
sini aja dulu bahasan kali ini. Jangan ragu meraih cintamu. Status
mantan pacar bukan alasan untuk menolak kebahagiaan!!
Jangan terlalu di ambil pusing santai aja haha.
BalasHapusikuti kata hati, menurutmu itu baik ikuti
hati sama pikiran bertolak belakang mas, yang di hati ingin maju yang di pikiran ingin mundur
Hapus